Selasa, 28 Februari 2017

Khasiat Tumbuhan Binahong

Tumbuhan Binahong- Tumbuhan Sehat Terbaru, tahukah anda bahwa Khasiat Tumbuhan Binahong yang sering tumbuh disekitar rumah kita mempunyai berbagai khasiat yang sangat manjur. Bentuk daunnya yang kecil-kecil dan merambat biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Berikut adalah macam-macam khasiat daun binahong tersebut antara lain :


Khasiat Tumbuhan Binahong
Binahong yang luar Biasa


1. Menyembuhkan luka dalam dan luar

~ Baru Operasi
~ Thipus
~ Radang Usus
~ Luka Bacok, Memar terpukul, Kena Api (Besi Panas)
~ Maag
~ Wasir (Ambeien)

2. Pembengkakan Jantung, Pembengkakan Lever

3. Memulihkan Kondisi Tubuh (Lemah setelah sembuh dari sakit)

4. Rhematik, Nyeri Otot, Asam Urat

5. Mencegah Strooke

6. Sesak Napas

7. Disentri

8. Kencing Manis (Diabetes)

9. Radang Usus Besar

10. Keputihan

11. Kelemahan Laki-laki

12. Menyuburkan Kandungan

13. Kerusakan Ginjal

Dari ulasan diatas yang berkaitan dengan Khasiat Tumbuhan Binahong, dapat di jadikan sebuah refrensi pengetahuan anda. Bahwa tumbuhan memiliki banyak manfaat dan khasiat, oleh karena itu rajin-rajinlah merawat tumbuhan. Karena tumbuhan juga makhluk hidup yang perlu di rawat, semoga Tumbuhan Sehat Terbaru ini dapat bermanfaat bagi anda dan menambah sebuah pengalaman baru yang menarik.



Selasa, 29 Januari 2013

Manusia dalam Sangkar

Enrekang, Cakrawala News,--Kondisi sosial yang terjadi dan dialami oleh masyarakat Kab.Enrekang masih saja ada yang belum terdeteksi oleh pemerintah setempat, kalaupun ada masalahnya tidak ditangani secara tuntas dan serius.
Salah satu masyarakat yang mengalami hal tersebut adalah Rahim, warga desa Lunjen Kec. Buntu Batu Kab. Enrekang. Rahim yang kini berusia 56 tahun, sejak 30 tahun silam tinggal di dalam sebuah sangkar berukuran 1,5 m persegi dalam posisi terduduk. Sangkar itu disimpan di teras sebuah rumah yang sudah hampir roboh. Kurang lebih 30 tahun silam, Rahim disangkarkan oleh keluarganya karena dianggap membahayakan jiwa masyarakat setempat.
Waktu itu Rahim mulai tergaggu jiwanya dan sering bawa benda tajam."Rahim juga sering menggunakan parang untuk mengancam setiap orang yang lewat di depan rumahnya, makanya keluarganya memasukkan Rahim ke dalam sangkar", kata Drs. Lupian Kades Lunjen.Sejak saat itulah Rahim menghabiskan hari-harinya di dalam sebuah sangkar besi yang seharusnya hanya pantas untuk seekor hewan. Bukan hanya itu, di dalam sangkar Rahim hanya bisa terduduk.Hanya karena dianggap mengidap gangguan jiwa dan mengancam keselamatan masyarakat setempat , Rahim harus kehilangan Hak Asasinya sebagai manusia untuk hidup layak . Tak ada yang peduli, keluarga dan pemerintah setempat menganggap hal ini adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Seharusnya jika Rahim dinyatakan mengidap gangguan jiwa, setidaknya keluarga dan pemerintah setempat mengambil tindakan untuk segera membawa Rahim ke rumah sakit jiwa, tapi itu tidak di lakukan hingga saat ini. Bahkan tak ada upaya dari pemerintah untuk memindahkan rahim ke tempat yang layak didiami. Rahim yang kini sudah tidak dapat berdiri lagi karena terduduk di dalam sangkar kurang lebih 30 tahun lamanya kini tinggal di antara tumpukan sampah di sebuah rumah yang tak berdinding.Kades Lunjen, Drs. Lupian yang dikonfirmasi mengatakan dirinya sudah menyampaikan hal ini kepada Camat Buntu Batu. Bahkan Dinas Sosial sudah memberikan bantuan sambako kepada Rahim setiap bulan. Namun kata Lupian, Camat menyerahkan kasus ini kembali kepadanya.
Kasus seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi, Rahim masih mempunyai harapan hidup, seharusnya direhabilitasi untuk mendapatkan tempat dan kehidupan yang lebih baik, apapun alasannya. Rahim yang sempat menyelesaikan pendidikannya di STM Makassar, pernah memiliki seorang istri dan juga seorang anak. Dia diakui sangat cerdas, sebagai manusia yang juga punya Hak untuk mendapatkan pelayanan dan perhatian. Pertanyaannya kemudian,di manakah hati nurani dan kepekaan sosial pemerintah setempat ?Haruskah Rahim tetap berada di dalam sangkar hingga ajal menjemputnya?. Seharusnya kita semua memiliki komitmen moral untuk menyelesaikan masalah ini. Bersambung

Resep Masakan Tradisional Bugis

Nasu Burak

Kali ini Cakrawala News akan membagikan Resep masakan tradisional Bugis, entah di daerah lain ada nggak ya...? Namanya "Nasu Burak" ( Nasu Bura'). Dalam Bahasa Bugis, Nasu artinya masakan, burak artinya batang pisang. jadi Nasu Burak artinya masakan dari batang pisang. Batang pisang yang dimaksud adalah inti dari batang pisang. Didapatkan dengan jalan membuka/mengupas satu persatu kulit batangnya hingga ditemukan inti dari batang pisang tsb. Adapun bahan utamanya adalah sbb. :

1 atau 2 Batang pisang batu ( jenis pisang yang banyak batunya, ..........)
1 buah Kelapa Muda

Bumbu :

½ sendok makan Merica
4 siung bawang putih
7-8 siung bawang merah
½ sendok ketumbar
1 sendok makan Kelapa sangrai (yang telah dihaluskan sampai keluar minyaknya)
3-4 batang sereh
2-3 batang jahe
2-3 batang lengkuas
Kunyit
Garam

Cara membuat ;

Batang pisang yang telah dikupas sampai ditemukan intinya yang berwarna putih dengan tekstur agak lembut, kemudian diiris tipis-tipis. Kelapa muda diparut. Semua bumbu dihaluskan dan dicampurkan dengan irisan batang pisang tadi kemudian diremas-remas sampai tercampur merata kecuali jahe dan lengkuas cukup tumbuk saja. Kemudian ditambahkan air dan dimasak dengan ayam atau koteng. Masak sekitar 1 – 2 jam tergantung ayam yang digunakan (ayam tua atau yang masih muda), kalau menggunakan koteng cukup 1 jam. Siap disajikan (SRY)

Sabtu, 26 Januari 2013

Bendungan Watubangga di Proyeksikan Tahun ini

Kolaka, Cakrawala News,--Rubuhnya bendungan Watubangga akibat cuaca ekstrim 2010 lalu menyebabkan produktivitas pertanian masyarakat sekitar mengalami kemerosotan. Optimalisasi pertanian tidak mampu bergerak secara dinamis akibat mobilisasi air irigasi ke areal pertanian lumpuh total. Petani hanya mampu menggarap sawah dengan mengandalkan musim.

Spontanitas, rentang waktu dua tahun seharusnya petani laksanakan panen empat kali, terpaksa hanya dua kali panen. Hasilnya pun tidak maksimal seperti ketika bendungan tersebut belum mengalami kerusakan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kolaka, Ir. Syamsul Bachri, M.Si saat ditemui Cakrawala News di ruang kerjanya beberapa pekan lalu.

“Selama dua tahun dengan frekwensi tanam empat kali yang tidak terlaksana menjadi keprihatinan Pemerintah Daerah. Sebab salah satu kawasan pertanian yang memberi kontribusi pangan yang cukup tinggi di Kabupaten Kolaka adalah Kecamatan Watubangga. Dengan analisa produktivitas hasil pertanian sekitar 1.784 ton/tahun dengan asumsi 4 ton/ha. Adapun realisasi tanam dua kali dalam satu tahun dengan luas areal 223 hektar” ujar Syamsu Bachri.

Keprihatinan pemerintah akan hal ini menjadi motivator untuk terus berupaya merealisasikan perbaikan bendungan Watubangga. Awalnya upaya tersebut sempat mandeg dan terbentur regulasi prosedural di tingkat provinsi. Sehingga pemerintah daerah merumuskan sebuah program untuk menyelamatkan potensi komoditi daerah yang mengambang selama dua tahun terakhir ini. Setelah melakukan kordinasi dengan sekretaris daerah, anggaran terkait pembangunan bendungan Watubangga mendapat respon positif dan direalisasikan.

lihat liputan makassar tv di sini


Awal tahun 2013 perbaikan bendungan Watubangga akhirnya membuka jalan dengan menggunakan alokasi dana umum (DAU). Insya Allah, tahun ini telah diproyeksikan dan mulai masuk dalam tahapan tender. Paling lambat, bulan April mendatang proyek tersebut sudah mulai jalan dengan porsi anggaran Rp. 1, 825 miliar. Luas bentang bendungan yang akan dibangun sekitar 13 meter dengan kapasitas debit air 1,49 liter/detik. Kata Saymsul Bachri menjelaskan.Dengan demikian, harapan pemerintah ke depan soal produktivitas pertanian di wilayah tersebut dapat lebih meningkat. Masyarakat petani dalam menggarap sawah tidak lagi bergantung pada musim hujan. Sebab suplay air ke areal pertanian sudah berjalan seperti yang diharapkan. Demikian pula surplus beras di Kabupaten Kolaka diharapkan terus meningkat dari tahun ke tahun hingga dapat merambah ke beberapa wilayah di sekitarnya.(Asri)


Kembangkan Wawasan Melalui Pemahaman

Ka. SMPN 1 Mangolo, Yoyok  Priyo, M.M.Pd
Kolaka Utara, Cakrawala News,--Suasana kondusif mulai terasa ketika masuk dalam pekarangan SMP Negeri 1 Mangolo. Penataan pekarangan dan tanaman hias tampak apik dan sejuk. Sebuah kolam ikan yang ada di depan ruang guru membuat perasaan bertambah damai.
Sesaat, perbincangan dengan Kepala SMP Negeri 1 Mangolo, Yoyok Priyo di ruang guru kemudian berpindah ke ruang kerjanya. Kalimat-kalimat itu mulai mengalir dari pemikiran sosok seorang pendidik.
Begitu banyak pencerahan pemikiran yang muncul melalui pembicaraan ini. Yoyok Priyo, sudah dikenal Penulis sebagai sosok yang memiliki kreativitas dan pemikiran jauh ke depan. Wawancara Cakrawala News dengan Yoyok mengulas soal pengembangan wawasan dan pemahaman sebagai intervensi paradigma terhadap kurikulum. Berikut petikan wawancara kami.

CN : Permasalahan pendidikan menjadi hal yang selalu menarik untuk dibicarakan. Begitu banyak persoalan yang harus dijawab. Tentu membutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk menyikapi setiap persoalan itu?

Yoyok : “Iya, salah satunya adalah pada saat anak-anak masuk ke SD atau SMP, ternyata ada beberapa hal yang menjadi kebingungan pada anak-anak. Dan itu yang menjadi permasalahan besar. Permasalahan besar yang pertama adalah belajar. Guru pada umumnya hanya mengajar secara formil, tapi tidak pernah mengajar anak didik bagaimana cara belajar dengan phsikologi anak setingkat anak SD atau SMP. Kadangkala guru menegur anak untuk berpikir. Tapi bagaimana cara berpikir, itu tidak pernah diajarkan.Satu hal lagi, menurut sebahagian orang bahwa menabung itu bagus. Tapi menurut saya justru itu tidak bagus. Sebab jika terkena inflasi, sebenarnya rugi jika menabung. Yang lebih bagus adalah bagaimana mengajar anak didik untuk berinvestasi. Oleh sebab itu program menabung di sekolah ini ditolak. Anak didik di sekolah ini diajar untuk memiliki wawasan kewirausahaan yang baik”.

SMPN 1 Mangolo, Kolaka Utara

CN : Apakah ada teori atau praktek investasi yang diwacanakan atau telah diterapkan?

Yoyok : “Paling tidak pemahamannya. Karena kondisi hidup di daerah dan di kota itu berbeda. Mereka yang di kota bisa berinvestasi melalui reksadana atau bursa efek misalnya. Jika di daerah, tentu dikondisikan dengan sistim investasi dan usaha yang ada. Ini seharusnya diajarkan kepada siswa SMP/SMA untuk membangun jiwa kewirausahaan anak didik agar jangan berpikir monoton hanya menjadi Pegawai Negeri. Ini menjadi kendala bagi mereka, bagaimana berwawasan wirausaha jika tidak diberi pemahaman? Saya kira ini metode pendidikan yang tidak masuk dalam kurikulum SMP/SMA. Misalnya membanca, membaca itu dianggap sedang belajar. Padahal membaca itu belum tentu belajar… bisa jadi mereka paham tapi kadangkala bisa lupa”.

CN : Mencermati kondisi seperti itu, tentu ada pemikiran dan keinginan yang menggelitik untuk melakukan perubahan berdasarkan amatan?

Yoyok : “Hal itu sudah saya lakukan…(tersenyum) hanya saja masih ditolak oleh Diknas. Meski demikian tetap saya lakukan. Misalnya, setiap penerimaan siswa baru biasanya dilakukan mose. Tapi saya bukan melakukan mose melainkan brigging cost. Jadi anak didik dari SD ke SMP, ada perubahan cara belajar. Misalnya dari guru kelas satu menjadi guru mata pelajaran, itu ada strestasi. Di situ terdapat kebingungan, keraguan dan kecanggungan. ini bagaikan kran kreativitas yang tersumbat. Melalui briging cost ini, kran tersebut dibuka selebar-lebarnya untuk mengekspresikan paradigma sebebas-bebasnya. Ini yang saya sebut sebagai jembatan pemahaman untuk menggelitik paradigma mereka. Dan itu menampakkan perbedaan yang sangat mencolok. Anak didik yang sudah melalui briging cost pada umumnya berani bertanya. Dengan cara ini berarti telah diajarkan cara berpikir kepada mereka. Sebab bagaimana mereka mampu bertanya jika tidak berpikir? Pertanyaan apa saja bagi anak didik, itu sah… sebab jika mereka sudah berani mengajukan pertanyaan, maka mereka telah memiliki nilai lebih. Oleh sebab itu, ada namanya data perkembangan siswa dengan berbagai instrument yang menjadi amatan pada setiap perkembangan siswa. Dan rencana sekolah ini akan melakukan koordinasi dengan masing-masing orang tua siswa terkait perkembangan anaknya mengikuti pelajaran di sekolah”.

Kolam ikan di halaman depan Ruangan Guru
CN : Bukankah ini sebuah terobosan baru? Artinya sebuah paradigma pendidikan yang idealnya masuk dalam kurikulum?

Yoyok : “Begini…. (diam sejenak sambil tersenyum) Kurikulum itu cuma diterima dari atas. Sesungguhnya, kurikulum itu gersang. Kering dengan kreativitas, kering dengan paradigma baru. Padahal itu disusun oleh para pakar pendidikan. Itu yang dari atas. Kalau yang dari bawah, itu hanya kegiatan lokal atau disebut muatan lokal (mulok). Cuma masalahnya, mulok ini pada umumnya dipresentasikan dalam kegiatan bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Jepang atau bahasa Arab. Itu adalah budaya asing. Padahal seharusnya, yang kita pelajari adalah budaya lokal kita. Misalnya, bagaimana membuat makanan lokal (kuliner), seni, religi atau mempelajari sejarah lokal kita. Itu lebih memunculkan kreativitas siswa. Sementara mempelajari bahasa asing belum tentu menjadi sebuah jaminan berhasil atau tidaknya dalam mencari kerja kelak. Ini saya anggap sebuah pembodohan”.

CN : Apakah dalam pengembangan kreativitas ada standarisasi yang ditetapkan diknas?

Yoyok : “Tidak ada…. Itu terserah sekolah dan menjadi otoritas sekolah masing-masing. Ada kemungkinan kreativitas yang dikembangkan bisa menjadi perhatian Diknas? Saya melihat perhatian itu tetap ada. Bahkan kadang ada beberapa guru diutus untuk belajar di sekolah yang dianggap memiliki prestasi. Namun ujung-ujungnya terbentur juga pada persoalan managemen. Tidak ada tindak lanjut untuk melakukan evaluasi bahkan terkesan ada pembiaran tanpa koreksi. Seharusnya ada sikap dan tindakan yang dilakukan untuk membangun kerangka berpikir. Menurut saya, ini hal yang sangat penting, membangun kerangka berpikir, kreativitas dan nyali. Jika orang tidak memiliki nyali, maka akan mengungkung diri sendiri, akhirnya tidak memiliki kepribadian dan karakter yang jelas. Pada intinya membangun kreativitas dan kompetensi bangsa ini adalah tanggung jawab para tenaga pendidik. Alangkah berdosanya kita jika hanya berkutat pada standarisasi regulasi serta monoteisme tanpa melakukan terobosan dan merubah paradigma seiring berkembangnya peradaban”.(Asri)

Kamis, 24 Januari 2013

Tak Ikut Memilih Karena Sakit

Pasien dan Penjaga pasien di RS. Massenrengpulu yang tidak ikut memilih

Sebanyak 66 orang pasien Rumah Sakit Umum Massenrempulu (Selasa, 22-1-2013) tak dapat menggunakan hak pilihnya dalam PEMILUKADA Gubernur SUL-SEL. Hal ini dikarenakan masih harus dirawat di rumah sakit.

Seorang pasien bernama Nuriah bersama Rahman suaminya dan Hariani anaknya, terpaksa harus kehilangan hak suaranya karena tak bisa meninggalkan tempat.

"Saya tidak dapat mencoblos karena saya harus menjaga istri saya di sini", kata Rahman kepada Cakrawala. "Tidak ada petugas yang datang ke sini", tambahnya.

Bukan itu saja, sekitar 40 orang penghuni asrama perawat  juga tak ikut memilih karena tidak menerima panggilan. Baharuddin, Divisi Perencanaan, Logistik dan Keuangan KPUD Kab.Enrekang yang dihubungi Via handpone mengatakan, Regulasi tidak mengakomodir  adanya TPS keliling. Oleh karena itu, tidak akan ada petugas KPPS yang datang mengunjungi pasien rumah sakit, yang seharusnya keluarga pasien melaporkan ke TPS terdekat  dan kemudian membawa pasien  keluar dari rumah sakit  menuju ke TPS terdekat untuk menggunakan hak pilihnya.

Hal yang mustahil dilakukan  karena logikanyan orang dirawat di rumah sakit adalah orang yang mempunyai penyakit serius dan tidak bisa beraktifitas layaknya orang sehat. Akan tetapi bukan berarti harus kehilangan hak suara sebagai hak dasar manusia ( warga,red).

Bukan hanya pasien, orang-orang yang menjaga keluarganya yang sakit terpaksa juga tidak ikut memeriahkan pesta demokrasi ini hanya karena regulasi yang dikeluarkan oleh KPU.

Mereka berharap mungkin aturan itu perlu ditinjau ulang agar orang-orang yang mungkin tidak dapat mengunjungi TPS karena alasan tertentu tetap dapat menyalurkan hak pilih mereka (Sry Y.N)

Selasa, 22 Januari 2013

Perhitungan Sementara (Quick Count KCI), Tafaddal Akan Maju Memimpin Bone

A. Fahsar M. Padjalangi dan Ambo Dalle

Watampone, Cakrawala News--Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bone dengan nomor urut 4, Tafaddal, Andi Fashar M. Padjalangi-Ambo Dalle, berdasarkan perhitugan cepat (Quick count) oleh Konsultan Citra Indonesia (KCI) berhasil memenangkan Pemilukada Bone,22 Januari 2013.

KCI merilis pasangan nomor urut 4 tersebut unggul 49,79 persen. Di posisi kedua pasangan Andi Irsan Idris Galigo-Andi Yuslim Patawari (ACCmi) meraup 23,39. Posisi ketiga Andi Taufan Tiro-Andi Promal Pawi. sebanyak 12,64 persen, Andi Mangunsidi Massarapi- Sumardi Sulaiman 10,47 persen, Andi Mustaman-Andi Sultan Pawi. Sementara Andi Mappadeng Dewang-Andi Said Pabokori 2,40 persen.

Menurut Direktur KCI Barkah Pattimahu dari 5 dapil di Bone, Tafaddal disebut menang di seluruh dapil rata-rata di atas 35 persen dengan tingkat partisipasi 71,94 persen. (Cr3)

Sementara itu pilkada.web.id, memberitakan hasil Sementara data masuk sampai jam 18.01 sebesar 42.45 %, dengan urutan sebagai berikut:

1. 3.86 %
2. 23.82 %
3. 11.87 %
4. 48.57 %
5. 2.84 %
6. 9.04 %

Dari data sementara di atas, telah menunjukkan bahwa pasangan dengan nomor urut 4, Tafaddal akan maju memimpin Bone. Semoga harapan seluruh warga akan terpenuhi dengan kepemimpinan Bakal Bupati dan Wakil Bupati Bone yang Baru, Selamat!!!
sumber:tribun-timur,pilkada.web.id